Senin, 19 Oktober 2009

DOSAKAH SIKUPU-KUPU MALAM MENCARI NAFKAH UNTUK ANAK DAN KELUARGA

  Ada yang benci dirinya Ada yang butuh dirinya Ada yang berlutut mencintainya Ada pula yang kejam menyiksa dirinya, Kini hidup wanita si kupu – kupu malam Bekerja bertaruh seluruh jiwa raga, Bibir senyum kata halus merayu memanja Kepada setiap mereka yang datang, Dosakah yang dia kerjakan Sucikah mereka yang dating Kadang dia tersenyum dalam tangis Kadang dia menangis di dalam se nyuman, Oh…oh… apa yang terjadi…terjadilah Yang dia tahu Tuhan penyayang umat-Nya Oh…oh…apa yang terjadi…terjadilah Yang dia tahu hanyalah penyambung nyawa. ini yang dinyayikan oleh mosisi kita ariel peterpan. yang sangat menyentuh perasaan dan hati seorang wanita tapi apa daya udah takdir kita manusia cuman bisa berbuat dan bermonajat kepada ALLAH SWT. karna dialah yang maha pengasih lagi maha penyang (arrohman dan arrohim) saya kutip dikit tentang kehidupan kupu-kupu malam,

dan ini dikit catatan nyata, Sejak saat itu aku tiba-tiba menyadari bahwa dosaku sangatlah parah. Pasti hidupku sangat hancur dan tidak berkenan di hadapan Tuhan. Saat itu juga aku sadar bahwa ternyata selama ini suara-suara itu adalah teguran dariNya padaku. Aku langsung menangis meminta pertolongan dan pengampunan dari Tuhan. Aku tidak ingin masuk ke dalam perapian kekal, aku ingin bebas lepas dari ikatan maut ini. Aku bersujud dan bersimpuh dihadapanNYA untuk bertobat 

Tanggal 19 Mei 2006 aku bermonajat pada waktu malam untuk menghapus dosa-dosa yang tak bisa di ampuni. Di waktu malam itu, ketika aku berdo'a, aku memperoleh penglihatan sebuah cahaya yang membuat hati aku sejuk dan membuat aku tenang. Ternyata itu rasa penyesal saya. Saat itu aku sangat membenci pekerjaan yang bergelimang dosa. Aku menyimpan dendam yang amat dalam kepada pekerjaan itu. Tapi berkat kasih dan kekuatan yang luar bisa dariNya, aku tiba-tiba bisa sadar, bahwa itu adalah sebuah perjalanan hidup seseorang. Saat itu juga aku melihat bahwa tangan Tuhan menyentuh hatiku, menggenggamnya, lalu mengubah hatiku yang beku menjadi cair dan berwarna merah terang. Lalu Tuhan mencabut hatiku yang penuh dengan kepahitan itu sampai ke akarnya. Aku dapat merasakan betapa sakitnya dadaku ketika akar kepahitan di hatiku dicabut oleh tanganNya. Aku menangis merasakan sakitnya. Namun setelah itu aku merasakan damai sukacita yang begitu luar biasa. Tuhan benar-benar telah memulihkan hatiku dan juga hidupku.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar